Tulisan ini memaparkan tentang tahap-tahap penelitian ilmiah yang sifatnya umum. Di sini akan disajikan uraian mengenai suatu kerangka umum penelitian, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Apa yang disajikan dalam tulisan ini mungkin tidak sama dengan apa yang dipaparkan oleh tulisan lain. Namun penulis berharap tulisan ini dapat memberi tuntunan kepada pembaca dalam melakukan penelitian.
Sumadi Suryabrata menyebutkan bahwa penelitian merupakan suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu[1]. Ada pun tahap-tahap penelitian pada umumnya adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
Masalah atau permasalahan adalah kesenjangan antara sesuatu yang diharapkan (das sollen) dengan sesuatu kenyataan (das sein)[2]. Begitu juga yang disebut oleh Sumadi, masalah terjadi karena ada perbedaan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan[3].
a. Identifikasi masalah
Hal-hal yang dapat menjadi sumber masalah penelitian, di antaranya sebagai berikut:
· Bacaan terutama bacaan yang melaporkan hasil penelitian, mudah dijadikan sumber masalah peneltian karena laporan penelitian yang baik tentu akan mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut dengan arah tertentu.
· Diskusi, seminar, pertemuan ilmiah kegiatan ini juga merupakan sumber masalah penelitian karena pada umumnya dalam pertemuan ilmiah para peserta melihat hal-hal yang dipersoalkannya secara profesonal. Dengan kemampuan profesional para ilmuan peserta pertemuan melihat, menganalisis, menyimpulkan dan mempersoalkan hal-hal yang dijadikan pokok pembicaraan. Dengan demikian mudah sekali muncul masalah-masalah yang memerlukan penggarapan melalui penelitian.
· Pernyataan pemegang otoritas pernyataan seorang pemegang otoritas baik dalam pemerintahan maupun dalam bidang ilmu tertentu dapat menjadi sumber masalah. Misalnya pernyataan seorang Menteri Pendidikan Nasional mengenai rendahnya daya serap murid-murid SMA, dapat menjadi sumber penelitian.
· Pengamatan sepintas seringkali sseseorang menemukan masalah penelitianya dlam sutu perjalanan atau peninjauan. Biasanya ketika sedang menyaksikan hal-hal tertenntu di lapangan, timbullah pertanyaan-pertanyaan dalam hatinya yang akhirnya terkristalisasikan dalam masalah penelitiannya.
· Pengalaman pribadi pengalaman pribadi sering pula menjadi sumber bagi penelitian. Misalnya pengalaman pribadi yang berkaitan dengan sejarah perkembangan dan kehidupan pribadi,mungkin pula berkaitan dengan kehidupan profesional.
b. Pemilihan masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum jaminan bahwa masalah itu layak untuk diteliti. Masalah-masalah tersebut perlu dipilih, mana yang layak diteliti.
c. Perumusan masalah
Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pernyataan-pernyataan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini penting karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Berikut beberapa cara dalam merumuskan masalah:
- Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya;
- Rumusan itu hendaknya padat dan jelas;
- Rumusan itu hendaknya memberi petunjuk tentang meungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan yang terkandung dalam rumusan itu.
Menurut garis besarnya, perumusan masalah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu perumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif. Berikut contoh masing perumusan masalah:
a) Deskriptif berapa persen tingkat disiplin belajar di fakultas A?
b) Komparatif bagaimana perbedaan disiplin belajar mahasiswa di fakultas A dengan mahasiswa difakultas B?
c) Asosiatif apakah ada perbedaan antara waskat dengan disiplin belajar?
2. Penelaahan Kepustakaan
Untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang diperlukan maka peneliti perlu melakukan penelaahan kepustakaan. Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (a) sumber acuan umum yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograp, dan sejenisnya. (b) sumber acuan khusus yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, buletin penelitian, tesis, disertasi, dan berbagai bacaan yang memuat laporan hasil penelitian.
3. Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan penelitian yang dikemukakan[4]. Hipotesis yang baik hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Harus menyatakan pertautan dua variabel atau lebih;
b. Harus jelas, tidak membingungkan, dan dalam bentuk deklaratif (pernyataan);
c. Harus dapat diuji secara empiris.
Berdasarkan isi dan hubungannya, Mardalis membedakan hipotesis menjadi dua[5], yakni:
- Hipotesis tentang hubungan, yakni hipotesis yang menyatakan tentang saling-hubungan antara dua variabel atau lebih
- Hipotesis tentang perbedaan, yakni hipotesis yang menyatakan perbedaan dalam variabel tertentu pada suatu kelompok yang berbeda.
Jenis-jenis hipotesis
1) Hipotesis Nol (H0) Hipotesis yang menyatakan bahwa adanya persamaan atau tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau lebih.
Contoh: Tidak ada perbedaan antara Mahasiswa tingkat I dan Mahasiswa tingkat II dalam hal disiplin.
2) Hipotesis Alternatif (H1) Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel atau adanya perbedaan di antara variabel.
Contoh: ada perbedaan antara fakultas A dengan fakultas B dalam dalam hal disiplin belajar.
4. Identifikasi dan klasifikasi variabel
Variabel merupakan suatu konsep yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan[6]. Menurut Mayer (dalam R. Kriyantono, 2008:215) suatu variabel adalah konsep tingkat rendah yang acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut, dan diukur. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh kecanggihan rancangan penelitian. Semakain sederhana suatu rancangan penelitian maka variabel-variabelnya pun semakin sedikit.
Contohnya dalam hal kedisiplinan fakultas A, peneliti dapat membuat skala dari 1 sampai 3: (1) sangat disiplin, (2) cukup disiplin, (3) tidak disiplin. Artinya nilai diberikan sangat berfariasi. Inilah mengapa disebut variabel.
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data
Agar penelitian memiliki kualitas yang baik, alat pengambila data harus memenuhi dua syarat yaitu (a) realibilitas atau keterandalan, dan (b) validitas atau kesahihan.
a. Pemilihan alat pengambil data
Keputusan menggunakan alat pengambil data terutama ditentukan oleh variabel yang akan diambil datanya. Pertimbangan selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu dari segi taraf realibilitas dan validitas. Pertimbangan lain dari sudut praktis yakni besar kecilnya biaya, mudah-sulitnya menggunakan alat tersebut, dan sebagainya.
b. Pengembangan alat pengambil data
Peneliti dalam penelitian ilmu sosial sering kali harus mengembangkan sendiri atau setidak-tidaknya mengadaptasi alat pengambil data yang digunakannya. Jika peneliti mengembangkan sendiri atau mengadaptasi alat pengambil datanya, dia harus melakukan penelitian uji coba untuk memperoleh keyakinan tentang kualitas alat pengambil data tersebut sebelum benar-benar digunakan pada penelitiannya.
6. Penyusunan rancangan penelitian
Peneliti yang akan memutuskan rancangan apa yang akan dipakai tergantung dari tujuan penelitian, sifat masalah yang akan digarap, dan berbagai alternatif yang digunakan peneliti. Berdasarkan sifat masalahnya, Sumadi Suryabrata menggolongkan rancangan penelitian menjadi sembilan macam[7], yaitu:
- Penelitian historis; 6) Penelitian eksperimental sungguhan;
- Penelitian deskriptif; 7) penelitian eksperimental semu;
- Penelitian perkembangan; 8) Penelitian tindakan;
- Penelitian korelasional; 9) Penelitian kasus dan penelitian lapangan.
- Penelitian kausal komparatif;
7. Penentuan sampel
Tujuan berbagai teknik penentuan sampel ialah untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan populasinya, atau dapat juga disebut sampel yang representatif[8]. Terdapat empat parameter yang biasa dianggap menentukan representativeness suatu sampel, yakni (a) variabilitas populasi, (b) besar sampel, (c) teknik penentuan sampel, dan (d) kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.
Dikenal dua jenis teknik sampling, yaitu: (a) sampel probabilitas, yaitu sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas di mana setiap unsur populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih, (b) sampel nonprobabilitas, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari periset.
8. Pengumpulan data
Beberapa teknik pengumpulan yang seribg digunakan adalah sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sesitematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Ada dua indera yang sangat vital dalam melakukan observasi, yakni mata dan telinga. Alat yang digunakan dal observasi antara lain: (1) daftar riwayat kelakuan, (2) catatan berkala, (3) daftar catatan (check list), (4) rating scale yaitu pencatatan gejala menurut tingkatannya, dan (5) alat-alat optik serta elektronik.
b. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Kegunaan teknik ini antara lain: (1) mendapatkan data di tangan pertama (primer), (2) pelengkap teknik pengumpulan lainnya, dan (3) menguji hasil pengumpulan data lainnya.
c. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau pelantara). Angket terdiri dari dua jenis yaitu: (1) angket tertutup, yakni angket yang memiliki bentuk pertanyaan : (ya, tidak, pilihan ganda, skala penilaian, dan daftar), dan (2) angket terbuka, yakni angket yang memiliki bentuk pertanyaan: jawaban singkat atau uraian singkat (bentuk isian).
d. Dokumentasi
Teknik ini merupakan pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Keuntungan menggunakan teknik adalah biaya relatif murah, waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya adalah dokumen cenderung sudah lama, dan jika ada yang salah cetak, peneliti juga ikut salah.
e. Fokus Group Discution (FGD)
Metode pengumpulan data untuk memahami sikap dan perilaku khalayak. Biasanya terdiridari 6-12 orang yang secara bersamaan dikumpulkan, diwawancara dengan dipandu oleh seorang moderator. Diskusi dalam FGD ini merupakan diskusi yang tidak tersruktur.
9. Pengolahan dan analisis data
Dalam subbab ini diuraikan teknik analisis data beserta alasannya mengapa teknik itu yang dipakai. Disini periset menganalisis data yang berhasil dikumpulkannya. Periset harus menyampaikan metode analisisnya, alat analisisnya, dan bagaimana proses menganalisisnya. Maleong (dalam Rahmat Kriyantono, 2008:242) mendefinisikan analisis data sebagai proses mengkoordinasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan oleh data.
10. Interpretasi hasil analisis
Pada bagian ini periset menginterpretasi hasil analisis datanya. Periset mendiskusikan hasil analisis data, melalui interpretasi terhadap hasil analisis data dengan menggunakan kerangka pemikiran atau teori yang semula telah ditetapkan.
11. Penyusunan laporan penelitian
Laporan penelitian harus disusun dan ditulis menurut tatatulis penulisan ilmiah yang lazim.salah satu hal yang penting dalam penulisan laporan penelitian adalah format atau sistematikanya. Secara garis besar, sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai berikut:
A. Bagian Awal, berisi:
1. Halaman judul
2. Halaman pendahuluan
3. Halaman daftar isi
4. Halaman daftar tabel (jika ada)
5. Halaman daftar gambar (jika ada)
6. Halaman daftar lampiran (jika ada)
B. Bagian inti, berisi:
1. Latar belakang masalah
2. Tujuan penelitian
3. Penelaahan kepustakaan, termasuk perumusan hipotesis
4. Hipotesis (jika belum dicakup pada pasal sebelumya)
5. Metodologi
6. Hasil
7. Interpretasi/diskusi/kesimpulan, dan saran-saran
C. Bagian akhir, berisi:
1. Daftar pustaka
2. Lampiran-lampiran (jika ada)
Kesimpulan
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah
a. Identifikasi bersumber pada:
· Bacaan
· Pertemuan ilmiah
· Pernyataan pemegang otoritas
· Pengamatan sepintas
· Pengalaman pribadi
· Perasaan intuitif
b. Pemilihan masalah dilakukan atas dasar pertimbangan-pertimbangan:
1) Dari arah masalahnya:
· Pengembangan teori
· Pemecahan masalah praktis
2) Dari arah peneliti
Penelitian itu harus managable
c. Perumusan masalah
1) Dalam bentuk kalimat tanya
2) Padat dan jelas
3) Memberikan petunjuki tentang mungkinnya menjawab masalah itu secara empiris
2. Penelaahan kepustakaan
Penelaahan kepustakaan perlu dilakukan guna menegakkan landasan teoritis penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar, sumber bacaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Acuan umum, terutama terdapat pada buku-buku teks
b. Acuan khusus, yang berupa laporan hasil penelitian yang terutama terdapat dalam jurnal profesional
3. Perumusan hipotsis
Hipotesis hendaklah:
a. Menyatakan pertautan dua variabel atau lebih
b. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif
c. Dirumuskan secara jelas dan padat
d. Dapat diuji
4. Identifikasi & klasifikasi variabel
a. Identifikasi variabel
Peneliti harus dapat mengidentifikasi variabel-variabel apa yang terlihat dalam penelitian yang dilakukannya
b. Klasifikasi variabel
Variabel-variabel yang telah diidentifikasi itu perlu diklasifikasikan sesuai dengan peranannya dalam penelitian tersebut.
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambilan data. Peneliti mungkin menggunakan alat pengambil data yang telah tinggal pakai,atau mungkin juga mengembangkan alat pengambil data sendiri. Baik alat itu telah tinggal pakai, maupun harus dikembangkan sendiri, alat itu harus memiliki realibilitas dan validitas yang memadai.
6. Pemilihan rancangan penelitian
Rancangan penelitian mana yang akan dipilih, ditentukan oleh variabel-variabel penelitian serta hipotesis yang akan dijuji.
7. Penentuan sampel
Tujuan berbagai pertimbangan dalam menentukan sampel adalah agar diperoleh sampel yang representatif bagi populasinya. Dalam hal ini ada empat parameter yang berpengaruh, yakni: Variabilitas populasi, Besar sampel, Teknik penentuan sampel, Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel
8. Pengumpulan data
Prosedur pengambilan data berpengaruh terhadap kualitas data. Oleh karena itu harus diikuti secara tertib.
9. Pengolahan dan analisis data
Untuk pengolahan dan analisis data telah dikembangkan teknik-teknik atau prosedur-prosedur tertentu yang masing-masing pada umumnya mensyarakan hal-hal tertentu.
10. Interpretasi hasil analisis
Kecendikiaan seseorang peneliti tampak pada bagaimana ia menginterpretasil hasil penelitiannya.
11. Penyusunan laporan
Pada umumnya masing-masing disiplin menentukan format laporan itu.
Referensi
Husaini & Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta : 2001
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Predana Media Group, Jakarta : 2008
Mardalis, Metode Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta : 2009
Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Rajawali Pers, Jakarta : 2009
[1]Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 11.
[2]Husaini & Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm 16.
[3]Sumadi Suryabrata, ibid., hlm. 12.
[4]Husaini & Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm 38.
[5] Mardalis, Metode Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm 50.
[6]Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Predana Media Group, 2008), hlm. 20.
[7] Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2008), hlm. 72.
[8]Ibid, hlm. 37